Asrama
Punya Cerita
Karya
: Fami Widya Pangestika
11
Juli 2013, adalah peristiwa yang tidak akan aku lupakan. Hari ini aku harus
masuk asrama, sebuah gedung yang akan aku tinggali 3 tahun lamanya tuk mengejar
masa depan. Hari ini aku harus berpisah dengan mama. Mama, 4 huruf 1 kata ini adalah
malaikat indah yang dikirim Tuhan untukku, berpisah dengannya setelah 15 tahun
bersama sangat sulit memang, namun ini harus aku lakukan demi masa depan. Oh
iya, kenalin aku Vivian Sekar Puspita, panggil aja Sekar tapi biasa dipanggil
“Jupe” karena daguku yang memang ukurannya agak lebay. Aku menghuni kamar 2215 bersama kedua sahabatku Mezti dan
Wulan, satu lagi Indah anak teman papa. Mama, malaikat itu yang mengantarku
hingga sampai dengan selamat di kamarku. Sayang papa nggak bisa masuk untuk
melihat keadaan kamarku. Kamar dengan 4 ranjang, 4 lemari dan 4 meja belajar
cukup luas untuk dijadikan rumah keduaku dalam rangka mencari kesuksesan. Aku
hempaskan badan ini di atas ranjang baru, “Memang beda ya, tapi emang kudu dijalanin yasudah lah” gerutuku
dalam hati.
Sebelum
mama pergi meninggalkanku, mama berpesan “Jaga diri baik – baik ya mbak, kamu
bisa kok.” suara mama bergetar. Aku
lihat guratan rasa tak rela melepas putri kecilnya ini. Secara refleks air mata ini menetes, dengan
terisak aku menjawab pesan mama “Pasti ma, mama baik – baik ya ma doain mbak
ma, salam buat papa bilang sama papa putri kecil papa ini sangat sayang ma papa.”
mama mencium keningku dan perlahan pergi meninggalkan kamarku.
Kepulangan
mama dari kamarku berarti kehidupan asrama telah dimulai. Air mata ini terus
bergulir memabasahi kedua kelopak mata mengiri kepulangan mama. Aku berlari
secepatnya ke balkon dan melihat lambaian mama dan papa dari kejauhan. Semakin
lama semakin hilang bayangan papa dan mama, ini membuat air mata terus mengulir
dengan deras hingga salah satu teman baruku menghampiriku. “Hai kenalin aku
Resti, kamu ?” sapanya. “Panggil aja Sekar” balasku dengan sisa linangan air
mata. “Kamu jangan nangis, kamu masih mending di antar mama dan papa lah aku hanya di antar sampai pelabuhan
dan harus menempuh 4 jam perjalanan menggunakan bus seorang diri” lanjutnya.
Aku terdiam dan sejenak bersyukur atas pengorbanan mama dan papa untuk
meluangkan waktunya untuk mengantarku.
Menyantap
hidangan di asrama sangat jauh berbeda dengan nikmatnya menyantap hidangan di
rumah. Masakan mama yang penuh cinta, semua tentang rumah yang membuat air mata
ini tak dapat ku bendung. Ingat pesan mama adalah prinsip utama yang harus aku
pertahankan untuk menjalani kehidupan di asrama. Sejenak aku berpikir semua
merasakan hal yang sama, bukan aku saja. Di sini mental yang di pertaruhkan. Aku
kuat demi mama, demi papa, demi kakak, demi adik dan demi masa depan.
Asrama,
gedung putih gagah yang berlantai duakan ini menyatukan aku dengan teman –
teman yang belum aku kenal sebelumnya. Teman – teman asrama adalah teman yang akan menemaniku berjuang selama 3
tahun tuk menjemput kesuksesanku. Aku mulai dengan kata “Hai” untuk memulai
pertemanan di asrama ini. Di awal pertemanan wajar ada yang menyambutnya dengan
baik namun tak jarang ada yang tak
menghiraukan.
Solidaritas
dan kekompakkan sangat dibutuhkan. Satu per satu aku mulai mengenal kawan.
Tahap demi tahap kami mulai menjalin persahabatan. Hingga akhirnya kami
menjalin persaudaraan. Aku belajar untuk menghargai setiap perbedaan teman satu
asrama. Aku sadar semua orang diciptakan berbeda sama seperti kawan – kawan
asramaku. Mereka menyenangkan tetapi terkadang mereka menyebalkan. Hari demi
hari aku habiskan bersama mereka, kawan – kawan asramaku. Semakin lama semakin
kuat persaudaraan yang terbina di Asrama. Aku bealajar perbedaan kawan - kawan
di asrama dapat membuat sebuah persaudaraan yang indah.
Kemandirian
adalah hal tersulit yang harus aku jalani. Melakukan aktifitas tanpa mama berat
rasanya. Bangun di pagi hari tanpa ocehan mama adalah hal yang sangat aku rindukan.
Belaian mama disaat aku lelah setelah melakukan aktiftas, peran mama sebagai
pendengar yang baik saat aku curhat, dan sebagainya adalah serpihan aktifitas
yang aku lakukan dengan mama. Inilah babak kehidupan baruku, aku harus bisa
menantang semua rintangan yang menghadang.
Asrama
punya cerita, aku belajar sedikit demi sedikit peristiwa yang aku lalui, kerinduan
pada mama dan papa, kemandirian yang harus dilalui, teman baru, rumah baru, dan
semua tentang asrama tlah mengajarkanku arti kehidupan sebenarnya.
kerenn
BalasHapusKERENNN
BalasHapus