Tulisan ini saya persembahkan untuk laki-laki yang tak pernah berhenti berjuang untuk membahagiakan orang - orang disekitarnya, Parama Dicky Chandra
Saya menulis tulisan ini dengan segenap rindu yang saya pendam serta lantunan doa yang tak pernah terhenti terhatur untuknya. Rindu tlah menggrogoti hampir seluruh jiwa raga saya malam ini. Di tengah malam yang kian sunyi dan dingin yang menusuk kulit tak membuat saya bergeming untuk tak memikirannya. Ditemani dengan setoples kastangel dan secangkir teh panas saya curahkan rasa yang tak pernah saya alami selama delapan belas tahun saya terlahir ke dunia.
Lima tahun berpisah ternyata tak menghentikan saya untuk kembali merajut kisah indah yang belum usai kala itu. Lima tahun berpisah adalah cara Tuhan untuk mengoreksi diri ini dari kesalahan bodoh yang inshaAllah takkan saya ulangi di masa yang akan datang. Ya, Tuhan satukan kamu dan saya dalam keadaan berbeda dengan cara yang sangat indah. Selamat datang kembali dalam hidup saya, Ram.
Sempat tersirat dalam pikiran dan bertanya-tanya mengapa Tuhan menyatukan kami di detik-detik terakhir kami menikmati indahnya romansa percintaan masa putih abu-abu. Tapi rasa keingintahuan saya atas alasan Tuhan mempersatukan kami seakan sirna dan pupus terkalahkan dengan kebahagiaan yang terus tumbuh di setiap guliran waktu yang kami lalui bersama. Terimakasih Ram, saya sangat bahagia.
Kami tiba di saat yang paling menegangkan dalam sebuah perjalanan waktu kehidupan dimana kami harus melangkah lebih jauh untuk menyonsong masa depan indah nan elok untuk dibayangkan dan sangat luar biasa bila diwujudkan. Sebagai dua insan yang Tuhan ciptakan paling bahagia di dunia, saya dan kamu menjadi orang paling berantusias menghadapi datangnya saat itu.
Lelah jiwa dan raga tak pernah terbesit dalam pikiran dua mahluk yang tengah dimabuk indahnya percintaan masa muda. Yang kami tahu hanyalah kami harus berjuang melangkah dengan ritme cepat tuk mengejar masa depan yang kami elukan dan kami dambakan. Apa yang kami lakukan bukan karena sebab, menurut kami masa depan adalah sesuatu yang harus saya dan kamu perjuangkan bukan hanya diimpikan. Mari berjuang bersama saya Ram.
Saya tiba lebih awal. Saya tlah sampailah di titik dimana Tuhan begitu amat sangat baik pada saya. Terimakasih Tuhan, Kau sangatlah baik.
Saya menengok jauh kebelakang tuk mengetahui dimana kamu berada. Sebab saya sudah cukup lama menunggu kamu di titik ini.
Kamu tak kunjung datang. Kebaikan Tuhan tidak berlaku padanya. Ah salah bukan seperti itu. Tuhan masih ingin salah satu kaum adamnya berjuang lebih dari manusia lain pada umumnya. Selamat Ram kamu adalah salah satu manusia yang terpilih.
Kali ini Tuhan mengujimu terlihat dramatis dan seakan sangat tragis. Bukan hanya kerikil yang menghalangimu untuk sampai di titik dimana saya berada, lebih dan sangat berlebih. Tuhan hadirkan topan badai yang berhembus dengan kencangnya yang membawa kamu mundur, terlempar jauh dari garis final, sangat jauh bahkan.
Sembari menunggu kehadiranmu saya belajar tentang satu hal. Bahwasanya tujuan senantiasa merupakan batas maya. Yang terlihat namun hanya sebatas bayang-bayang yang senantiasa lepas dari genggaman. Menantang dengan misteri - misteri kecil menggelitik yang tak terpecahkan. Dengan cara inilah secara tidak sadar Tuhan tengah menguji hambanya yang berkualitas. Apakah kamu akan berkecil hati akan lantaran jarak itu sangatlah jauh? Atau berusaha hati agar apa yang kamu usahakan tidak menjadi hal yang sia - sia belaka? Itu adalah pilihan kamu.
Sebagai mahluk yang bertakwa kamu seharusnya tahu bahwasanya manusia rencanakan,Tuhan tentukan. Saya harap kamu paham akan itu. Tak usah risau akan saya. Apakah menurut kamu saya akan bosan karna harus menunggu lebih lama dari jangka waktu yang kita bayangkan sebelumnya? Tentu tidak, saya akan disini menunggu kamu bahkan jika Tuhan izinkan saya ingin mundur bersama untuk menguatkan kamu. Tapi Tuhan berkata lain, saya terpaksa diam terpaku di titik ini.
Saya lihat dari kejauhan air mata perjuangan jatuh di kedua kelopak mata kamu. Saya tahu kamu tidak pernah ingin kejadian memalukan bagimu terlihat oleh saya. Apakah kamu pikir saya akan menganggap kamu lemah karna tlah menitihkan air mata? Tidak sayang, tidak. Saya menganggap setiap buliran air mata yang jatuh adalah bukti bahwa kamu sangatlah serius dalam menggapi tujuan itu. Air mata kamu adalah kehebatan yang tak semua pria lain memilikinya. Kamu hebat bagi saya Ram.
Saya tak pernah tahu rintangan apa saja yang sedang kamu alami saat ini yang saya tahu kamu adalah masa depan yang tengah berjuang. Ya, kamu adalah masa depan saya yang tengah memperjuangkan masa depanmu dan masa depan kita berdua. Tak banyak yang saya bisa lakukan saat ini. Maafkan saya Ram.
Satu yang harus kamu tahu bahwa saya tak pernah lelah menghaturkan namamu di setiap penghujung doa saya berharap Tuhan ringankan beban pundak yang kau pikul dan Tuhan ringankan ayunan kakimu dalam menghadapi rintangan yang sekarang membelenggu dan menghambat masa depan kamu. Saya slalu berharap di saat saya menegadahkan tangan dan menghaturkan doa, malaikat senantiasa mengaminkan dan Tuhan menijabah setiap lantunan doa terbaik saya untukmu. Tetaplah jadi pria hebat, saya mencintaimu.